Indonesia sedang menunggu seorang pemimpin negara yang ideal. Siapakah yang pantas menjadi pemimpin negara ini? Rakyat Indonesia tentu tidak melewatkan momen yang tepat untuk mempertimbangkan siapa yang akan dipilih saat PEMILU April 2019 mendatang.
Sumber : https://www.google.com/amp/style.tribunnews.com/amp/2019/02/18/survei-terbaru-elektabilitas-capres-2019-jokowi-vs-prabowo-subianto-setelah-debat-ke-2-pilpres-2019 |
Kemarin, tepatnya tanggal 17 Februari 2019, telah diselenggarakan debat Capres (Calon Presiden) yang kedua di Hotel Sultan, Jakarta. Debat tersebut mengenai visi misi bidang infrastruktur, energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Debat tersebut sebelumnya telah diselenggarakan debat Capres (Calon Presiden) dan Cawapres (Calon Wakil Presiden) yang digelar di Hotel Bhidakara, Jakarta. Dengan tema visi dan misi mengenai isu penegakan hukum, korupsi, HAM dan terorisme.
Setelah debat Capres kedua ini, tampak jelas kemana pilihan kita sebagai rakyat yang cerdas. Walaupun nantinya akan ada debat-debat selanjutnya menjelang April 2019 nanti. Bagaimanakah sikap kita sebagai rakyat biasa menonton debat Capres ini?
Seharusnya kita lebih Arif, menjaga sikap kita untuk tidak mengolok-olok pilihan Capres dan Cawapres orang lain. Coba lebih dewasa dalam bersikap, cukup dengar dan cermati debat yang diselenggarakan, sebagai pertimbangan kita untuk memilih di April 2019 nanti.
Dalam Islam kita memiliki pemimpin umat yang tak ada duanya. Beliau adalah Rasulullah SAW. Beliau sosok yang menjadikan suri tauladan bagi umatnya, tidak hanya memiliki sifat sabar, ramah dan lemah lembut beliau memiliki sifat sidik, amanah, tablig dan fathonah.
Apa itu sidik, amanah, tablig dan Fathona?
Sidik artinya benar, jujur (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)). Jadi sebagai pemimpin hendaknya ucapan dan tindakannya itu benar dan jujur sehingga dapat dipercaya oleh rakyatnya.
Amanah artinya sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)). Bila diberi amanah Rasulullah SAW menyelesaikan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya dan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 68]
Tablig artinya penyampaian (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)).
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al Qur’an surat Al Jin ayat 28]
Hendaknya pemimpin menyampaikan dengan baik visi dan misinya kepada rakyatnya dengan benar dan jujur sehingga dapat dipercaya oleh rakyat.
Fathonah artinya cerdas. Sangat mustahil Nabi bodoh. Karena ketika beliau menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an lalu menjelaskannya dalam berpuluh ribu hadits dibutuhkan kecerdasan luar biasa. Oleh karena itu, jangan sampai memilih pemimpin yang tidak cerdas. Karena akan kemana nasib negara ini jika dipimpin oleh pemimpin negara yang tidak cerdas.
Dari sifat-sifat di atas kita sebagai rakyat bisa lebih memahami pentingnya menyelidiki keempat sifat tersebut pada calon presiden kita ini.
Sehingga tidak salah dalam memilih dan semoga negara ini menjadi negara yang maju dengan pemimpin negara yang memiliki sifat-sifat seperti Rasulullah SAW. Aamiin.
Yup betul sekali itu penting untuk mengetahui sifat calon pemimpin kita untuk masa yang akan datang, saya ingin sekali sih bahas tentang presiden, namun khawatir akan menimbulkan pro dan kontra, artikel yang bagus mba :)
BalasHapusIya mba, penting untuk yang lebih baik mba. Asal postingan tidak ada unsur kampanye mba hehe
BalasHapus