Ta'aruf adalah cara terbaik untuk umat muslim mengenal pribadi calon suami atau calon istri sebelum berproses ke jenjang pernikahan. Bukan melalui pacaran ya! Big No! Pacaran segala halnya tak ada banyak manfaat melainkan lebih banyak mudharat yang didapat. Semoga kamu yang masih berpacaran segera hijrah untuk tidak lagi berpacaran. Karena dosa yes. Alhamdulillah aku sendiri sudah tidak berpacaran. Dan Insya Allah siap menikah, ingin bisa dengan cara ta'aruf, doakan ya, aamiin.
Kita pun tahu umat Islam wajib menjembatani diri dengan menjaga pandangan, menjaga kemaluan seperti yang tertulis dalam Al Qur’an surat Al Mukminin ayat 1-11 :
1 - Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2 - (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3 - dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4 - dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5 - dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6 - kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
7 - Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
8 - Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9 - dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10 - Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11 - (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Betapa Allah sayang kepada kita, kunci kita bisa masuk surga adalah menjadi orang beriman, khusyu sembahyangnya, menjauhkan diri dari yang tidak berguna termasuk pacaran, menunaikan zakat, menjaga kemaluannya kecuali kepada pasangan sah melalui pernikahan, juga orang yang terus memelihara sembahyang.
![]() |
Sumber : penganten,com |
Nah, bagi kamu yang ingin mendapat surga Allah, baiknya hentikan berpacaran. Mari kita simak apa saja tips sukses ta’aruf :
1. Niat
Dalam memulai berta’aruf kita niatkan lillahi taala. Apabila ta'aruf diterima Alhamdulillah, itulah jalan yang dikehendaki Allah. Apabila ta’aruf kita ditolak mungkin itu bukan jodoh kita. Insya Allah kita tidak sakit hati seperti orang pacaran yang sakit hatinya susah dihilangkan.
2. Buat CV ta'aruf
CV ta'aruf tidak persis dengan CV ketika kita melamar pekerjaan ya. Isi dari CV ta'aruf diantaranya biodata diri: nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, suku, domisili, foto seluruh badan, ciri-ciri fisik, riwayat penyakit, ada tidak cacat, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan (jangan beri no telepon dan akun media sosialnya ya), sifat positif diri, sifat negatif diri, kriteria calon suami, ibadah yang rutin dikerjakan, ibadah sunah yang dikerjakan, visi misi pernikahan, rencana jangka pendek dan panjang setelah menikah, persiapan fisik dan ilmu pernikahan, persiapan keuangan untuk menikah, bagaimana pengelolaan keuangan saat menikah nanti, bolehkah istri bekerja, bagaimana mendidik anak dan keluarga nanti dan masih banyak lagi lainnya.
Ketika yakin ingin berta'aruf, beri CV kita pada ustad atau ustadzah yang kompeten dan mewadahi ta'aruf. Ketika kita ingin dita'arufkan dengan yang dipilih oleh ustad atau ustadzah segera beristirahat.
Ketika siap, maka pelajari CV ta'arufnya. Kemudian ketika telah mempelajarinya, dan yakin segera untuk bisa berkomunikasi dengan pendampingan ustad atau ustadzah.
3. Ustad atau ustadzah mendampingi
Berta'aruf yang baik ada ustad atau ustadzah yang mendampingi sehingga tidak berduaan. Kalaupun hanya melalui WhatsApp, bicara di grup WhatsApp khusus, dan keduanya berjanji tidak saling WhatsApp secara pribadi. Apa saja yang dibicarakan ada ustad atau ustadzah yang mengawasi. Fungsi ustad atau ustadzah juga sebagai motivator supaya ta'aruf ini tidak membuat yang sedang berta'aruf menjadi salah mengambil keputusan. Jika dirasa sudah cukup ta'aruf melalui WhatsApp atau media online seperti email lanjutkan nadzor.
4. Nadzor
Nadzor artinya melihat. Kita diwajibkan melihat dahulu calon suami atau calon istri. Apakah ia sesuai dengan hati kita. Untuk calon istri yang boleh dilihat adalah wajah dan telapak tangannya yang bisa dilihat. Dan pergunakan saat ini untuk bertanya sejelasnya tentang calon suami atau calon istri serta perhatikan bagaimana sikapnya terhadap ustad atau ustadzah dan terhadap kita.
5. Sholat istikharah
Sesudah nadzor kita banyak sholat istikharah, supaya diberi keyakinan hati untuk memilih untuk diteruskan atau tidak diteruskan ta'aruf ini.
6. Bertemu dengan keluarga kedua belah pihak
Jika keyakinan hati untuk tetap meneruskan ta'aruf, maka lanjut dengan pertemuan keluarga dari kedua belah pihak. Ustad atau ustadzah boleh disertakan atau tidak. Di sini kita gali lagi lebih dalam seperti apa calon suami atau calon istri dari keluarganya. Jadi tahu sikapnya terhadap orang tua dan keluarga kita atau begitu juga dengan kita sebaliknya.
7. Hasil
Hasil ini merupakan istikharah terakhir setelah pertemuan keluarga. Minta pertimbangan orang tua dan keluarga dan juga keyakinan diri. Apakah lanjut untuk khitbah (lamaran) atau tidak. Bisa jadi ada yang sampai pertemuan keluarga merasa tidak cocok dan membatalkan ta'aruf. Tetap sabar menghadapi semuanya.
Nah, betapa mudahnya jika kita melakukan ta'aruf ini jika niat lillahi taala. Tidak ada dendam dan sakit hati seperti ketika pacaran yang diputuskan sepihak. Karena tidak ada perasaan yang masuk dalam proses ta'aruf. Semua real atas dasar lillahi taala.
Dan menurut mereka yang telah menikah, jodoh itu Insya Allah jalannya mudah, jika terasa ta'aruf itu sulit mungkin itu bukan jodoh kita. Ikhlaskan saja, carilah yang agamanya baik, yang jika kedepannya jika ada masalah rumah tangga tentu masih berpegang teguh pada agama Allah dan tidak mudah ingin bercerai. Selain juga memiliki paras yang cantik atau rupawan, dan harta yang dimiliki cukup, agamalah yang diutamakan.
Semoga kaum muda muslim melakukan proses ta'aruf ini untuk yang ingin menikah dan sudah pasti siap menikah. Jadi janganlah berpacaran karena itu adalah dosa. Karena banyak mudharat ketimbang manfaat saat pacaran. Yang selalu mengingat pacar ketimbang Allah, selalu ingin dekat dan memandang pacar ketimbang Allah. Akibatnya hal-hal yang tidak dikehendaki pun terjadi juga pengaruh godaan setan. Naudzubillahi min dzalik.
Komentar
Posting Komentar