Langsung ke konten utama

Uji Adrenalin Dengan Body Rafting di Green Canyon Pangandaran


Sesekali bolehlah ikut serunya mengikuti arus. Layaknya arungi arus deras seperti arung jeram. Namun kali ini tidak memakai perahu karet. Melainkan  dengan pelampung yang menyanggah tubuh kita. Nama kerennya body rafting.  Wow, mendengar kata body rafting saja sudah seru banget.

Yuk coba saja kapan lagi, pikirku, kala itu usia aku masih awal kepala 3 (kalau dipikir-pikir nekat juga ya aku saat itu  hehehe). Setelah mendapat izin dari orang tua, aku bersama teman berangkat menuju meeting poin yang ditentukan. Kami menaiki mobil elf yang dimobilisasi oleh tour travel yang kami pesan.
Akomodasi mobil elf, tiket masuk di Green Canyon, naik pick up menuju lokasi, naik perahu menuju arus deras,air mineral selama di Green Canyon, penginapan, sarapan pagi dan makan malam sudah termasuk open trip dari tour travel kami. Kami tinggal bawa badan, perlengkapan pribadi berupa pakaian, sendal dan sepatu, obat pribadi, makanan ringan dan air mineral kemasan secukupnya dan tidak lupa membawa HP untuk bernarsis ria.

Perjalanan dari Jakarta menuju Green Canyon Pangandaran memakan waktu kurang lebih 10 jam perjalanan. Macet perjalanan dari Jakarta kami nikmati sambil bersenda gurau dengan teman dan teman baru dan akhirnya tertidur karena lelah sesudah bekerja. Ya, rata-rata kami sepulang kerja di akhir pekan (tepatnya hari jum'at) kami langsung ikut trip ini. Hampir semua belum pernah ke Green Canyon. Jadi ini merupakan kali pertama dan pengalaman pertama kami.
Di depan gerbang Green Canyon Pangandaran, sumber : koleksi pribadi

Setiba di Pangandaran pagi hari, kami menikmati pemandangan alam pantai Pangandaran. Dan kami menikmati sarapan pagi di sekitar pantai. Tak lama mobil kami pun berangkat menuju Green Canyon, Pangandaran. Nama lain dari Green Canyon adalah Cukang Taneuh.

Di sini kami dibriefing dahulu oleh pemandu. Kami dipersilahkan mengenakan pelampung sesuai ukuran tubuh masing-masing juga sepatu karet yang sesuai ukuran telapak kaki kami masing-masing. Kami menaiki bukit dan menuruni bukit menggunakan pick up. Keseruan dan kebersamaan dengan teman selama perjalanan menuju lokasi menutupi lelahnya tubuh kami. Tak lupa berfoto bersama ketika berangkat dan sampai di lokasi.

Lalu kami pun melewati jalan setapak menuju sungai untuk body rafting.

Jalan setapak, sumber : koleksi pribadi

Sampai di sungai disempatkan berfoto bersama. Dengan background gua dari tempat kami berfoto ini.
Foto saat-saat sebelum uji adrenalin, sumber : koleksi pribadi

Tak jauh dari sini pemandu memulai dengan melompat bebas menuju sungai. Bagi yang tidak berani seperti kami, mulai menyusuri batu-batu terjal, yang telah terjun bebas tadi pun ikut menyusuri batu, kami naiki dan turuni batu sungai lalu mengarungi arus deras dengan dipandu oleh pemandu.

Wah benar-benar tantangan banget, air sungai yang berwarna kehijauan ketika terkena pantulan sinar matahari, air yang jernih mengalir deras dan pepohonan yang tinggi di samping kiri kanan sudah seperti berpetualang di alam bebas seperti di film kartun.

Ketika body rafting, masing-masing kelompok 3-4 orang saling mengapit tubuh menggunakan kaki. Di sini keseruan body rafting di mulai. Benar-benar membuat sport jantung inilah uji adrenalin sebenarnya. Melewati arus deras dengan body rafting.
Body rafting saat arus tidak begitu deras, sumber: koleksi pribadi

Beberapa teman merasakan dingin dan tak sanggup berjalan menyusuri batu sungai, namun dengan bujukan pemandu akhirnya kami berhasil menaklukkan arus deras. Perjalanan selama kurang lebih 3,5 km kami lalui. Sempat beristirahat sejenak di pinggir sungai. Ada yang menjajakan gorengan, teh hangat dan mie rebus instan. Lumayan menghangatkan tubuh kami dan mengistirahatkan tubuh kami yang lelah menyusuri derasnya air sungai. Setelah perut terisi kami kembali berfoto bersama.
Saat istirahat sempat berfoto bersama, sumber : koleksi pribadi

Lalu kami pun pulang dengan menyusuri  sungai dengan naik perahu besar. Lalu perahu kecil.
Naik perahu, sumber : koleksi pribadi

Terbukti sudah! Kami dapat sertifikat body rafting bahwa kami telah berhasil menaklukkan arus deras Green Canyon.
Yeay sertifikat aku yang berhasil menaklukkan arus deras Green Canyon Pangandaran, sumber  koleksi pribadi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilana Tan Penulis Novel Empat Musim

Ilana Tan, ada yang tahu? Yup, beliau adalah  novelis  yang dikenal karena menulis novel bertema empat musim. Masing-masing novelnya menceritakan  latar yang berbeda namun tokoh-tokohnya ada berkaitan satu sama lain dari novel sebelumnya. Sumber : id.bookmyshow.com Edit : canva Winter in Tokyo inilah novel remaja koleksi  zaman old aku dahulu 😁 Untuk karya-karyanya antara lain:  Summer in Seoul (2006)  Autumn in Paris (2007)  Winter in Tokyo (2008)  Spring in London (2010)  Sunshines Become You (2012)  Autumn Once More (2013)  Seasons to Remember (2013)  In a Blue Moon (2015) Keempat novelnya berlatar kota-kota besar di dunia. Seperti Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang) dan London (Inggris).  Dari novel pertama hingga keempat menceritakan empat musim yang berbeda.  Summer in Seoul (musim panas di Seoul), Autumn in Paris (musim gugur di Paris) Winter in Tokyo (musim dingin di Tokyo), dan Spring in London (musim semi di London).

Resep Menu Makan Siang Istimewa

Tadi siang aku berjibaku membantu mama menyiapkan makan siang. Sekedar informasi, walaupun anak keturunan Minang. Aku masih harus banyak belajar memasak. Apalagi masakan Padang yang banyak rempah dan bersantan. Harus  membiasakan diri belajar memasak. Nah, menu makan siang kali ini ayam goreng, sambal terasi, labu Siam rebus serta daun pepaya Jepang dan bunganya yang dibuat urap. Bertolak belakang dengan masakan Padang ya ? 😁. Tidak mengapa, toh kami walaupun orang Padang tidak selalu makan bersantan. Setiap hari harus ada sayur, baik itu sayur yang dilalap, direbus, di masak bening untuk pendamping lauk. Aku coba berbagi resep ya. Siapa tahu ada yang ingin mencoba. Simak ya 😊 1. Ayam goreng Bahan : 1 ekor ayam, potong-potong, cuci, lumuri jeruk nipis Air secukupnya 1 butir telur, kocok lepas Minyak untuk menumis bumbu halus Bumbu halus : 1 ruas jari jahe 1 ruas jari lengkuas 2 sdm ketumbar bubuk 4 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1/4 batang sereh, ambil

Cara Mendapat Kesan terbaik di Pertemuan Pertama dengan Calon Mertua

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/tsaqofah/2017/12/11/54797/mantan-ibu-mertua-adalah-mahram-boleh-bersalaman-dengannya/ Edit : canva Bagi yang sedang bingung harus bagaimana menghadapi calon mertua (camer), apalagi ini kali pertama bertemu dengan camer. Yuk, ikuti tips berikut ini. Ok, check this out :  1. Datang tepat waktu Kamu dan pasanganmu sudah jauh hari diajak camer bertemu. Usahakan datang tepat waktu. Misalkan pasanganmu yang datang menjemputmu. Ingatkan dia untuk datang lebih awal supaya kamu punya waktu untuk memperkirakan jam berapa sampai ditempat pertemuan dengan camer.  2. Pakaian dan riasan make-up yang sopan Berpakaian dan beriaslah yang sopan dihadapan camer. Tidak harus beli baju dan make-up baru, yang penting bisa tampil anggun dan menawan di mata camer. Masa iya mau ketemu camer pakai celana jeans model sobek-sobek dan riasan serba hitam. Dikira lady rocker asal mana nih kata camer. Bisa minus penilaian dari camer nantinya.  3. Buah tangan Bawala